Dengan senantiasa bermohon Ridha dan Tolong dari Allah SWT, penulis menyampaikan atau menyajikan sebuah tulisan yang berjudul Islam dengan Bismillahirrahmanirrahim mengajarkan “Sosialisme”. Hal ini penulis sampaikan semata-mata untuk sarana ibadah kepada Allah, jadi tidak ada maksud yang selain-nya. Tulisan ini juga tidak untuk mencari pembenaran tetapi berharap untuk mendapatkan kebenaran sebagai tujuan kebenaran dengan kebenaran yang dijalankan.
Dalam tulisan ini penulis hanya ingin menyampaikan apa yang penulis fahami dan mengerti dari kalimat indah Bismillahirrahmanirrahim kaitannya dengan Sosialisme. Sebelumnya tentang Bismillahirrahmanirrahim ini telah penulis jabarkan pada tulisan terdahulu dengan judul artikel “Hakikat Bismillahirrahmanirrahim”. Pada kalimat Bismillahirrahmanirrahim, bila kita teliti dan pahami lebih mendalam, kita dapat menemukan makna sosial yang sangat tinggi.
Sesuai dengan maknanya Bismillahirrahmanirrahim yaitu Dengan (ismu/ asma/ faham/ ilmu) Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dalam kalimat itu dapat kita lihat ada kesatuan kata Maha Pengasih. Maha Pengasih bermakna sumber atau pemilik terbesar pemberi kasih (sosial). Bisa diartikan Maha Pengasih adalah Tingkat memberi/ mengasihi (sosial) yang sangat tinggi. Bukankah memberi dan mengasihi itu perbuatan sosial. Dari sini kita dapat mengambil hikmah, bahwasannya kita sebagai hamba Allah hendaknya juga memiliki sifat pengasih untuk diterapkan/ diperbuat dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengabdian kita kepada Allah SWT.
Perbuatan memberi / mengasihi (sosial) ini sangatlah baik dan mulia, sehingga banyak ayat di dalam Al-Qur’an menyampaikan sebagai perintah Allah kepada hambaNya agar suka atau gemar berbuat memberi/ mengasihi/ sosial. Contohnya, kita diperintahkan untuk zakat, sedekah, infak. Yang intinya kita diperintahkan untuk menafkahkan harta dan jiwa kita di jalan Allah untuk kebaikan umat dan keselamatan semesta alam.
Berbuat kasih/ memberi/ sosial bisa juga berarti berbagi, untuk itu hendaknya kita sebagai umat pilihan Allah, hendaknya rajin berbagi, tentunya dalam hal kebaikan dan kebenaran. Yang memiliki ilmu, berbuat sosial/ berbagilah ilmu, agar umat Islam dan umat manusia pandai, Yang memilliki harta, berbuatlah/ berbagilah harta, agar umat Islam kaya dan kuat. Karena sesungguhnya kemiskinan itu mendekatkan kepada kekufuran (Jadi sesungguhnya orang Islam yang kaya, sebenarnya bertanggung jawab atas orang Islam yang miskin). Sehingga bila ada orang yang beragama Islam yang dianugerahi ilmu dan harta namun malas untuk berbagi, sesungguhnya dia belum memahami hakikat Islam yang sesungguhnya. Bukankah semua Muslim ini bersaudara, diumpakan satu tubuh. Bila ada satu bagian ada yang sakit dan kurang, ikut sakit dan kuranglah bagian yang lain. Untuk itu marilah kita menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur dengan berbuat kasih/ memberi/ sosial/ berbagi kepada sesama. Agar umat pilihan Allah ini benar benar menjadi umat pilihan, yang berakhlak mulia, yang gemar berbuat kasih dan sayang.
Alangkah indahnya orang yang diberi ilmu, mau mengajarkan ilmunya kepada saudaranya sehinga orang Islam atau agama selain Islam yang bodoh menjadi pandai, alangkah indahnya orang kaya mau berbagi hartanya kepada si miskin, yatim piatu, dan sebagainya. Sehingga si miskin merasa tidak direndahkan karena memiliki saudara kaya, si yatim piatu tidak merasa sendiri karena memiliki saudara dan orang tua, dan sebagainya. Islam kuat, karena umatnya bersatu dan berjamaah, satu sama lain menyadari satu tubuh. (Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum bilamana kaum itu tidak mau merubahnya sendiri). Islam dapat menjadi Rahmatan lil ‘alamin tentunya jika umat Islam berjuang dan memperjuangkannya.
Demikian sedikit tulisan yang penulis sajikan, mudah-mudahan para pembaca dapat memahami dan mengerti makna dan hakikat tulisan ini, sehingga dapat menjadi suatu amalan yang baik dan bermanfaat. Akhirnya bila ada salah kata, atau kurang jelas dalam penyampaian mohon dimaafkan.
Catatan :
v Dengan rajin berbuat sosial, umat akan pandai dan kaya, tentunya kedamaian semesta alam akan tercapai. Sesungguhnya semua amanah ada pertanggungjawabannya, yang memiliki ilmu akan mempertanggungjawabkan ilmunya, yang memiliki harta akan mempertanggungjawabkan hartanya.
v Mari kita jauhi sifat kikir, sesungguhnya perbuatan kikir memiskinkan kita di dunia dan di akhirat.
v Mari kita sebarkan dan kerjakan perbuatan sosial untuk membangun umat, agar umat Islam pandai dan kuat. Yang mampu menjadi contoh umat-umat yang lain.
v Janganlah kita berpecah belah, mari kita bersatu / berTauhid dan berjamaah. Karena yang bersatu inilah yang kuat. Ingatlah Muslim itu satu tubuh, jangan saling melukai dan menyakiti.
v Dengan ber-Bismillahirrahmanirrahim ajaran yang mulia penuh keadilan, kasih dan sayang, kita tampilkan Islam yang indah, yang damai.
Alhamdulillahirabbil’alamin
28 Maret 2013
Putra Rakyat Jelata
Abdullah Soim Utomo
|
||
Nama | : | Sutomo |
Tpt/tgl lhr | : | Boyolali 07 Nopember 1970 |
Pendidikan | : | SMA |
Pekerjaan | : | Berkarya |
Agama | : | ISLAM |
Hp | : | 0812-1946-6719 |
Tentang Sutomo | ||
Cukuplah Aku menjadi manusia yang selalu ingat dan menjalankan apa yang telah Aku ikrarkan di hadapan Allah Yang Maha Suci, ketika Aku bersyahadat berjanji setia untuk menjadi manusia yang terpuji |